Tim BPBD Agam bersihkan pohon tumbang di Lubuk Basung. | Fotoi BPBD Agam |
Agam, Rakyatterkini.com - Bencana alam tanah longsor kembali melanda beberapa wilayah di Kabupaten Agam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat terjadinya lima titik longsor, dan dua titik pohon tumbang akibat angin kencang.
Lima titik longsor tersebut terjadi di dua lokasi di Matur dan dua lokasi di Ampek Koto. Sementara itu, dua titik pohon tumbang tercatat di Kecamatan Lubuk Basung.
Akibat tanah longsor dan angin kencang, sejumlah akses jalan tertutup dan atap rumah terkena dampak.
"Di Kecamatan Baso, longsoran material menutup sebagian akses jalan selama 10 meter dengan ketinggian mencapai 70 sentimeter, bahkan satu unit rumah roboh akibat tebing yang runtuh," ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Ichwan, Selasa (19/12/2023).
BPBD Kabupaten Agam sedang giat meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah.
Tim BPBD setempat telah bergerak untuk menangani dampak di beberapa lokasi dengan membersihkan material longsoran dan menebang pohon tumbang yang menghalangi jalan serta merusak rumah warga.
Dua Warga Tewas
Sebelumnya, BPBD Agam mengonfirmasi bahwa dua warga di Baruah Andaleh, Jorong Baruah, Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, menjadi korban tanah longsor pada Senin (18/12).
Keduanya tertimbun material longsor saat melakukan gotong royong membersihkan saluran irigasi yang tersumbat di lokasi kejadian.
Ichwan menjelaskan tanah longsor dari tebing setinggi 5 hingga 10 meter itu terjadi secara mendadak saat curah hujan tinggi melanda wilayah Kecamatan Baso, sejak Minggu (17/12) siang.
"Ada dua korban meninggal dunia setelah gotong royong membersihkan parit yang tersumbat. Saat istirahat, mereka naik ke atas, dan tiba-tiba tebing itu runtuh, menimbun korban di bawah material longsoran. Sebelumnya, warga menganggap tebing itu aman karena tidak ada tanda-tanda longsor," jelas Ichwan.
Menyikapi kejadian tersebut, Ichwan mengimbau agar masyarakat yang berencana melakukan gotong royong di daerah rawan bencana hidrometeorologi basah untuk meningkatkan kewaspadaan.
Apabila kondisi cuaca ekstrem terjadi, lebih baik untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. (vn)