![]() |
Sekdako Sawahlunto, Ambun Kadri dan Yayuk Sri Budi Rahayu. |
Sawahlunto, Rakyatterkini.com - Keberadaan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO sejak tahun 2019 yang lalu, tidak bisa dilepaskan dari tokoh pembangunan Sawahlunto, Amran Nur (almarhum) Walikota Sawahlunto dua periode (2003-2008 & 2008-2013).
Itu terungkap dalam dialog budaya dengan tema 'Perjuangan Sawahlunto Menuju Kota Warisan Dunia' yang menghadirkan sejumlah tokoh/aktivis sebagai nara sumber berbagi cerita terkait dengan proses perjalanan kota Sawahlunto menjadi Kota Warisan Budaya Dunia, Senin (20/11/23) di rumah (Alm) Amran Nur, Desa Kolok Nan Tuo Sawahlunto.
Dialog budaya ini merupakan sapah satu dari rangkaian kegiatan Galanggang Arang yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Direktorat Jenderal Kebudayaan RI dengan melibatkan delapan, Padang, Padang Panjang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Solok, Kota Solok, Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung dimulai 19 Oktober sampai Desember 2023.
Pengakuan UNESCO itu bukan milik Sawahlunto saja, tapi juga milik tujuh kota/kabupaten lainnya," ungkap Yayuk Sri Budi Rahayu, Pamong Budaya Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI yang ikut mendampingi kegiatan Galanggang Arang ini.
Kata Rahmat Gino Sea Games, salah seorang ASN Pemko Sawahlunto waktu itu yang ditugaskan oleh (alm) Amran Nur menyiapkan semua dokumen yang dibutuhkan dalam pengajuan Sawahlunto sebagai Heritage City ke UNESCO.
"Bicara tentang WTBOS ,kita tidak bisa melepaskan bicara tentang sosok seorang (Alm) Amran Nur. Karena semua ini lahir dari ide dan gagasan besar beliau, yang tidak terpikirkan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya" ungkapnya.
Zohirin Sayuti, Sekdako Sawahlunto waktu itu, (Wakil Walikota Sawahlunto periode 2018 - 2023) bersama Medi Iswadi, Kadis Pertambangan Sawahlunto (sekarang menjabat Kepala Bapeda Prov. Sumbar) membenarkan apa yang diungkapkan, Rahmat Gino.
"Kalau kita ceritakan semuanya, tidak cukup waktu satu hari untuk menceritakan bagaimana kegigihan dan kesungguhan (alm) Amran Nur membangkitkan dan merestorasi kota Sawahlunto yang nyaris jadi kota mati, pasca ditutupnya tambang barubara PT. Bukit Asam"
"Pernah suatu ketika (Alm) Bpk. Amran Nur berucap, apa yang dilakukan ini tidak akan selesai di era kepemimpinannya, tapi akan berlanjut pada walikota berikutnya. Alhamdulillah di era kepemimpinan Deri Asta dan Zohirin Sayuti, akhirnya pengakuan UNESCO itu dapat terwujud." (ris1)