Notification

×

Iklan

Wirid Korpri Pemkab Agam, Zakat Fitrah dan Zakat Profesi Wajib Dikeluarkan

Jumat, 28 April 2023 | 13:55 WIB Last Updated 2023-04-28T09:23:36Z

Sekda Agam, Edi Busti.

Lubuk Basung, Rakyatterkini.com – Membayar zakat fitrah merupakan kewajiban setiap orang Islam. Selain itu juga diwajibkan mengeluarkan zakat penghasilan.

Hukum membayar zakat penghasilan adalah wajib ketika telah memenuhi syarat atau nisab.

Mereka yang diwajibkan mengeluarkan zakat terbagi menjadi dua golongan. Pertama, mereka yang mendapatkan penghasilan dari memanfaatkan hasil bumi. Kedua, mereka yang memeroleh pendapatan rutin dari pekerjaan halal.

Demikian disampaikan Mubaligh Sumatra Barat, Dr Muhammad Rayhan, pada Jumat (28/4/2023), di Masjid Agung Nurul Falah, saat wirid pengajian koorpri.

Muhammad Rayhan menjelaskan, zakat penghasilan atau zakat profesi merupakan bagian dari zakat maal yang wajib dikeluarkan atas harta yang berasal dari pendapatan atau penghasilan rutin.

Kewajiban mengeluarkan zakat penghasilan merupakan perintah Allah SWT yang tersirat dalam Alquran Surah Albaqarah ayat 267-268.

Menurutnya secara penafsiran, ayat tersebut memerintahkan orang beriman agar menyisihkan sebagian kecil hartanya untuk kebaikan.

Secara harfiah, infak dapat diartikan dalam tiga makna yakni nafkah, sedekah dan zakat.

Jika zakat fitrah telah diwajibkan oleh Rasulullah kepada setiap muslimin, maka zakat maal ini diwajibkan langsung oleh Allah melalui Alquran surat Albaqarah ayat 267 hingga 268. 

Dikaji lebih mendalam, ada dua golongan pendapatan yang wajib dikeluarkan sebagai zakat penghasilan. Pertama, penghasilan atau pendapatan dari memanfaatkan hasil bumi seperti petani, peternak, petambang, pembudidaya dan sebagainya.

Muhammad Rayzan mencontohkan zakat yang dikenakan bagi petani. Petani diwajibkan mengeluarkan zakat penghasilan ketika telah memenuhi nisabnya. Dalam sebuah hadist dijelaskan nisab zakat bagi petani adalah 60 sha’, 1 sha’ setara 2,176 Kg, maka 5 wasaq adalah 652,8 kg.

“Kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah sebesar 10 persen jika lahan pertanian diairi oleh hujan atau sungai, dan 5 persen jika disiram atau dialiri irigasi,” terangnya.

Kedua golongan yang diwajibkan mengeluarkan zakat penghasilan adalah para pekerja yang memeroleh pendapatan rutin, seperti pegawai negeri, dokter, guru dan profesi lainnya.

Adapun besaran penghasilan yang telah memenui syarat berzakat atau nisabnya adalah mereka yang memerolah pendapatan rutin kurang lebih Rp85 juta per tahun atau setara 85 gram emas.

“Jika penghasilan bapak ibuk mencapai Rp85 juta per tahun maka wajib mengeluarkan zakat profesi sebesar 2,5 persen,” sebutnya.

Terkait aturan hukum zakat penghasilan katanya lagi, memang secara gamblang tidak tertera dalam Alquran. Namun para ulama dunia telah mengeluarkan fatwa terkait aturan mengeluarkan zakat penghasilan.

Menurutnya, di Indonesia terdapat dua aturan hukum yang mengatur soal zakat penghasilan. Pertama Fatwa MUI Nomor 3 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 51 tahun 2019.

“Kedua aturan tersebut sepakat bahwa semua bentuk penghasilan halal wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat telah mencapai nisab dalam satu tahun, yakni senilai emas 85 gram, kadar zakat penghasilan adalah 2,5 persen,” ucapnya.

Sekretaris Daerah Agam, Edi Busti, menyampaikan, kajian Dr Muhammad Rayhan sejalan dengan apa yang telah diterapkan pemerintah daerah. 

Dikatakan, pemerintah daerah telah menerapkan kebijakan mengeluarkan zakat bagi PNS sebesar 2,5 persen dari penghasilan di luar gaji pokok.

Kebijakan ini merupakan usaha mengamalkan perintah Allah yang tertuang dalam Surah At-Taubah ayat 103 yang artinya ambillah zakat. 

Di pemerintahan siapa yang melakukan pengambilan zakat, yakni umara atau pemimpin pemerintahan. 

"Jadi, kami di Agam telah menerapkan ini, semata-mata untuk kemaslahatan umat, sesuai dengan hasnaf yang delapan itu", terangnya.

Dikatakan Sekda Agam, zakat penghasilan yang diperoleh dari pegawai dikelola oleh Baznas. Melalui Baznas, zakat kaum muslimin tersebut disalurkan untuk pembangunan daerah seperti beasiswa pendidikan, bantuan usaha bagi masyarakat kurang mampu dan santunan kaum dhuafa.

Diharapkan dukungan dari para ASN di Pemda Agam untuk menyokong program ini. Pemerintah daerah tidak sepeserpun mengambil keuntungan dari zakat penghasilan, semuanya semata untuk mewujudkan Agam Madani dan Agam yang lebih maju. (vn)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update