Notification

×

Iklan

Interaksi dengan Orang Asing

Selasa, 11 Oktober 2022 | 15:06 WIB Last Updated 2022-10-11T08:06:07Z

Ilustrasi.

Oleh: Bilqis Izzati Ilmi 

(Mahasiswa Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas)


RAKYATTERKINI.COM - Pernahkah kamu kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang asing? Pernahkah kamu merasakan kemudahan dalam berkomunikasi dengan sahabatmu meski menggunakan bahasa yang aneh sekalipun?


Dalam sebuah buku yang berjudul Symbols, Selves, and Society : Understanding Interaction (1979) menyimpulkan bahwa biographical stranger dan cultural stranger dengan kemampuan kita dalam berinteraksi.


Ketika kita bertemu orang yang kita belum ketahui riwayat hidupnya (biographical stranger), dan kebudayaannya (cultural stranger) kita akan sukar dalam berinteraksi dengan baik. 


Untuk mengambil contoh konkretnya tidak perlu kita jauh-jauh ke luar negeri untuk mencari contoh. Misal, seorang yang tumbuh besar di Jakarta melanjutkan studinya di Kota Padang. 


Penggunaan kata 'lu,' 'gua', dan 'kau', dianggap bahasa yang kasar. Padahal di Jakarta kata-kata tersebut dipakai dalam kehidupan sehari-hari dalam interaksi non formal. 


Aturan khas Minang juga mengharuskan setiap kalimat memiliki alamat kepada siapa kalimat itu ditujukan. Misalnya, “Saya ingin pergi ke Pasar Raya, Bu.” Jika kita tidak menggunakan alamat, maka kita akan dianggap kasar atau tidak sopan dalam berkomunikasi. 


Menurut buku tadi, sumber-sumber informasi dari orang lain yang disebutkan di bukunya antara lain ialah ciri fisik bawaan dari lahir (jenis kelamin, warna kulit, usia, dan ras) dan daya tarik (bentuk tubuh, penampakan, cara berpakaian, dan gaya bicara).


Ada cara-cara unik dalam memudahkan berkomunikasi dengan orang yang baru dijumpai. Contohnya, seperti di Jepang mereka menggunakan cara bertukar kartu nama untuk mengetahui background kehidupan orang yang baru dijumpainya. 


Referensi :

Sunarto, Kamanto. Pengantar sosiologi. Universitas Indonesia Publishing, 2005. (*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update