Notification

×

Iklan

Tongkat Komando Resmi Diserahterimakan, AKBP Wahyuni Sri Lestari Jabat Kapolres Bukittinggi

Selasa, 19 Juli 2022 | 14:39 WIB Last Updated 2022-07-19T09:50:21Z

Kapolres Bukittinggi diserahterimakan dan kini dijabat AKBP Wahyu Sri Lestari.


Bukittinggi, Rakyatterkini.com - Tongkat komando Kapolres Bukittinggi resmi diserahterimakan dari AKBP Dody Prawiranegara, S.IK., kepada AKBP Wahyuni Sri Lestari, S I.K., pasca menjalani kegiatan serah terima jabatan (Sertijab) di Mapolda Sumbar, yang dipimpin Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa P S.IK, Selasa (19/7/2022). 


"Menjabat sebagai Kapolres di Kota Bukittinggi, AKBP Wahyuni Sri Lestari, S.IK., merupakan Polwan (Polisi Wanita) pertama yang menjabat sebagai jabatan Kapolres Bukittinggi," tutur Kasi Humas Polres Bukittinggi AKP Sitinjak.


Ia menjelaskan, semenjak Kapolres Bukittinggi/Kapolres Agam pertama yang dijabat Letkol. Pol. MY. Pinem di tahun 1971, AKBP Wahyuni Sri Lestari, S.I.K, adalah Kapolres ke-31 yang menjabat di Polres Bukittinggi.


"Selain menjadi Kapolres Bukittinggi pertama yang dijabat seorang Polisi Wanita (Polwan), AKBP Wahyuni Sri Lestari, S.I.K, juga menjadi Polwan Pertama yang memegang Komando Kepolisian Resor di Kota kelahiran Polwan (Polisi Wanita) Republik Indonesia," jelas Kasi Humas Polres Bukittinggi itu.


Ia menambahkan, dikutip dari situs resmi museumpolri.org tentang sejarah Polisi Wanita (Polwan). Pada awal tahun 1948, terdapat kesulitan-kesulitan pada pemeriksaan korban, tersangka ataupun saksi wanita terutama pemeriksaan fisik untuk menangani sebuah kasus. Hal tersebut mengakibatkan polisi sering kali meminta bantuan para istri polisi dan pegawai sipil wanita untuk melaksanakan tugas pemeriksaan fisik. 


"Organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi berinisiatif mengajukan usulan kepada pemerintah agar wanita diikutsertakan dalam pendidikan kepolisian untuk menangani masalah tersebut," imbuh AKP Sitinjak. 


AKP Sitinjak sebut, cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatra yang berkedudukan di Bukittinggi memberikan kesempatan mendidik wanita-wanita pilihan untuk menjadi polisi.


Pada 1 September 1948 secara resmi disertakan enam siswa wanita yaitu:

1.    Mariana Saanin

2.    Nelly Pauna

3.    Rosmalina Loekman

4.    Dahniar Sukotjo

5.    Djasmainar

6.    Rosnalia Taher


Mulai mengikuti pendidikan inspektur polisi bersama dengan 44 siswa laki-laki di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bukittinggi, sehingga sejak saat itu, pada 1 September diperingati sebagai hari lahirnya polisi wanita (Polwan).


Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 19 Desember 1948 meletus agresi militer Belanda kedua yang menyebabkan pendidikan inspektur polisi di Bukittinggi dihentikan dan ditutup.


"Itulah, kenapa Monumen Polisi Wanita berdiri megah di Kota Bukittinggi," sebutnya. (Warman)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update