Notification

×

Iklan

Puskesmas Sutera Gelar Sosialisasi Kespro Catin

Rabu, 27 Juli 2022 | 13:09 WIB Last Updated 2022-07-27T10:02:19Z

Suasana pembukaan sosialisasi Kespro Catin di Puskesmas Sutera, Pessel.
 

Painan, Rakyatterkini.com – Puskesmas Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, gelar sosialisasi tentang kesehatan reproduksi calon penganten (Kespro Catin) yang diikuti 60 peserta, Rabu (27/7/2022) di Puskesmas setempat.


Sosialisasi Kespro Catin ini ditujukan untuk petugas kesehatan maupun petugas di Kantor Urusan Agama (KUA) sangat penting. Mengingat, petugas tersebut menjadi garda terdepan yang akan menjelaskan pentingnya kesehatan kepada calon penganten.


"Jadi, sangat penting sekali ini dilakukan," tutur Kasi Kesga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Ratih Pramutri, saat membuka sosialisasi.


Adapun 60 peserta yang mengikuti sosialisasi tersebut antara lain terdiri dari, Camat Sutera, Polsek Sutera, Danramil, KUA Sutera, Kepala Puskesmas Sutera dan Bidan Koordinator 18 orang, serta walinagari se-Kecamatan Sutera.


Dijelaskan Ratoh, tujuan dari sosialiasi Kespro Catin ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan, agar bisa bekerja sama dan bersinergitas dengan Kementerian Agama. 


"Setelah mengikuti sosialisasi Kespro Catin, pihak-pihak terkait bisa memberikan layanan terbaik bagi calon penganten," terang Kasi Kesga dan Gizi itu.


Sejauh ini, kesehatan reproduksi masih menjadi persoalan yang dihadapi. Yakni, ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). 


Meski berbagai intervensi telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, namun hasilnya belum seperti yang diharapkan. Dengan konsep paradigma sehat, maka upaya percepatan penurunan AKI dan AKB harus dilaksanakan, yaitu pada masa sebelum hamil/prakonsepsi dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif. 


Pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi kepada calon penganten sangat penting. Untuk itu, dalam melaksanakan peran tersebut, penyuluhan kesehatan dan penyuluh pernikahan perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi. 


Ditambahkan, mengingat jelang pernikahan, banyak calon penganten yang tidak mempunyai cukup pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi dalam keluarga. Akibatnya, setelah menikah, kehamilan sering tidak direncanakan dengan baik serta tidak didukung oleh status kesehatan yang tidak optimal. 


"Ini tentu saja dapat menimbulkan dampak negatif seperti adanya resiko penularan penyakit, komplikasi kehamilan, kecacatan bahkan kematian ibu dan bayi," paparnya. (Baron)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update