Notification

×

Iklan

19 Orang Tersangka Penyalahgunaan Solar Subsidi, Kapolri Ungkap Begini

Jumat, 08 April 2022 | 21:08 WIB Last Updated 2022-04-08T14:08:30Z

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
 

Jakarta, Rakyatterkini.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan pihaknya telah meringkus 19 orang terkait penyalahgunaan solar subsidi. Belasan orang itu kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.


Listyo Sigit mengatakan 19 orang tersangka tersebut, ditangkap pada 6 wilayah berbeda. Mereka ditangkap atas kasus penyalahgunaan BBM solar subsidi digunakan untuk industri.


"Kita menangkap kurang lebih 19 tersangka di 6 wilayah. Ini (penindakan hukum) akan terus kita lakukan. Sehingga, distribusi atau peruntukkan BBM subsidi bisa diberikan ke masyarakat yang perlu subsidi," tutur Listyo Sigit dalam konferensi pers bersama Kementerian BUMN dan Pertamina, Jumat (8/4/2022) seperti dikutip detik.finance.


Dia mengatakan, awalnya sejauh ini ada perbedaan harga yang sangat signifikan antara solar subsidi dengan solar industri. Karena, gap harga yang tinggi itu, ia mengatakan ada oknum yang sengaja mengalirkan BBM subsidi untuk kebutuhan industri.


"Ada disparitas tinggi antara solar subsidi dan industri, gap-nya ini kurang lebih Rp12.500, sehingga ini kemudian yang di lapangan disalahgunakan oleh kelompok masyarakat tertentu," ungkap Listyo Sigit.


Kapolri mengatakan ada spekulan yang muncul di balik disparitas harga yang terjadi antara solar subsidi dan non subsidi.


"Spekulan manfaatkan disparitas harga ini untuk mengambil kebutuhan solar industri, dengan mengambilnya dari SPBU subsidi," kata Listyo Sigit.


Menurutnya, hal ini merugikan semua pihak. Di satu sisi, kerugian diterima pemerintah yang memberikan subsidi, namun tidak tepat sasaran. Sementara itu, penerima solar subsidi yang merupakan pengusaha UMKM hingga transportasi umum kesulitan mendapatkan BBM subsidi.


"Ini menambah beban bagi pemerintah. Lalu, tentunya ini juga akan menimbulkan permasalahan karena di satu sisi subsidi harusnya diberikan ke masyarakat yang perlu subsidi, misalnya transportasi umum, UMKM dan masyarakat yang memang perlu disubsidi," jelas Listyo Sigit.


"Ini membuat kebutuhan BBM industri menurun dan kebutuhan subsidi meningkat," pungkasnya. (*)





IKLAN



×
Berita Terbaru Update