Jembatan ini dinilai warga gagal fungsi, meski dibangun dengan dana miliaran rupiah. |
Asahan, Rakyatterkini.com - Masyarakat Desa Sei Nadoras, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, kecewa lantaran tak maksimalnya bangunan jembatan menuju Desa Silau Jawa yang baru saja selesai dibangun. Sebab, akses perhubungan itu, tidak bisa berfungsi dengan maksimal.
Kata masyarakat jembatan yang baru selesai tersebut, tidak bermanfaat secara total. Mengingat bentuk jembatan yang dibangun seperti jalan yang mendaki, sehingga truk yang biasa lewat dengan muatan tandan buah segar (TBS) tidak bisa melintas di jembatan itu.
Hasil pantauan awak media di lapangan, Jumat (11/3/2022) sekitar pukul 13.45 WIB, kondisi jembatan yang dikerjakan PT Cleosa Cikal Futuristik, dengan nominal biaya sebesar Rp1.4 miliar, dengan dana yang bersumber dari DID Kabupaten Asahan, dimana waktu pengerjaan dimulai 6 September 2021 dan selesai 5 Desember 2021.
Jembatan memang terlihat aneh, karena dibuat sangat terjal. Padahal, kondisi daerahnya rata, sehingga truk pengangkut TBS, tak bisa melintas di jembatan tersebut.
Dunan Herver, Driver Sianturi (38) yang merupakan warga, sekaligus Ketua OKP Ranting Desa Sei Nadoras, menyebutkan, ada dua jembatan yang dibangun dari dana Rp1.4 miliar lebih dengan lokasi yang berdekatan. Kedua jembatan tersebut dibangun dengan posisi terjal.
"Kita sebagai warga di Desa Sei Nadoras sangat menyesalkan model jembatan yang seperti itu. Mengingat jembatan tersebut dinilai tidak bisa digunakan secara maksimal," ucap Dunan Sianturi.
Ditambahkan, bagaimana mungkin truk pengangkut TBS sawit berani melintasi jembatan yang dibuat dengan posisi terjal seperti dinding begitu. Malah, bisa-bisa truk pengangkut sawit terbalik, karena terjalnya jembatan. Alhasil, jembatan yang sudah menelan biaya miliaran rupiah itu, akan menjadi sia-sia.
"Pemkab Asahan perlu meninjau ulang kembali bangunan jembatan itu," ucap Dunan Sianturi lebih lanjut.
Di tempat terpisah, Ucok Darmin (52) penduduk Dusun II Desa Sei Nadoras, yang kesehariannya bekerja sebagai Mandor I di Afdeling II Kebun Huta Padang, kepada awak media juga menyampaikan rasa kecewanya terhadap model jembatan yang dinilainya gagal fungsi.
Mendapat informasi dari masyarakat setempat, awak media mencoba mencari tahu pemimpin proyek dengan menghubungi via telepon. Kemudian, melakukan konfirmasi, namun sayang pihak pemimpin proyek jembatan itu, tidak ada menunjukkan itikad baik.
Ketika awak media mencoba mengkonfirmasinya, dengan berpura-pura bukan dia pemimpin pelaksana proyek jembatan itu. (EKA)