|
Padang Pariaman, Rakyatterkini.com - Irigasi Anai II yang terletak diantara dua Nagari, Parit Malintang dan Sintuak, ambruk sejak dua bulan lalu. Akibatnya, aliran air terputus hingga terdampak pada 4 wilayah kecamatan. Diperkirakan, sedikitnya 7.400 hektare sawah terlantar alias merana.
Tokoh Nagari Sintuak Lubuk Aluang, Happy Neldy, mengemukakan, ambruknya irigasi tersebut lantaran bencana alam, menimpa beberapa waktu lalu, apalagi curah hujan yang tinggi.
"Namun, bila bencana itu terus kita biarkan, tentu berdampak terhadap masyarakat," sebutnya seraya merinci 4 kecamatan terdampak antara lain Sintoga, Nan Sabaris, Ulakan dan Kecamatan Pariaman Selatan.
Ia menambahkan, petani selama ini menggantungkan air sawahnya terhadap Irigasi Anai II ini. Jika air tidak masuk ke sawahnya, maka petani tidak bisa turun menggarap sawahnya.
"Ujung-ujungnya kelaparan, karena tidak ada lagi yang mereka hasilkan," ulasnya.
Untuk itu, ia berharap pada Pemkab Padang Pariaman, agar membuat surat kepada Balai Pengaiaran yang ada di Provinsi Sumbar, supaya irigasi ini diperbaiki secepatnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Pemakai Air Irigasi 5 Nagari, Ramli menyebutkan, semenjak ambruknya irigasi itu, sangat berdampak sekali bagi petani.
"Dampaknya tidak hanya dirasakan di kabupaten saja, namun sampai juga ke kota Pariaman. Kita juga sudah mengajak para petani untuk turun ke sawah, karena saat ini sudah waktunya musim tanam," ungkap dia
Namun lanjutnya, dikarenakan kendala air tidak masuk ke areal pertanian, para petani tidak mau turun.
Dia berharap, pemerintah daerah untuk mengatasinya terlebih dahulu, supaya air dapat mengalir kembali seperti semula. (suger)