Notification

×

Iklan

Pembalakan Liar di Bukit Betabuh Marak, KPH Singingi Tingkatkan Pengawasan

Senin, 22 November 2021 | 11:20 WIB Last Updated 2021-11-22T04:20:21Z

Tim KPH Singingi ketika melakukan patroli pengawasan hutan kawasan.


Kuansing, Rakyatterkini.com - Aktivitas pembalakan liar (ilegal logging) di kawasan lindung Bukit Betabuh, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau masih marak. 


Petugas Kehutanan setempat kesulitan melakukan pengawasan di lapangan. Begitu pula terhadap pelaku perambah hutan tersebut. 


Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Singingi, Abriman, mengatakan, aktivitas illegal logging di wilayah kawasan Bukit Betabuh hingga kini masih saja berlangsung. 


Akibatnya kerusakan hutan makin parah, terutama di wilayah Desa Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, dan Desa Seberang Cengar Kecamatan Kuantan Mudik.


Pembalakan hutan secara ilegal hingga kini masih saja berlangsung. Kebanyakan aktivitas itu diwilayah Desa Lubuk Ambacang dan Seberang Cengar. Pohon-pohon yang berada dalam kawasan hutan lindung itu ditebang dan kayunya diambil oleh pembalak, sehingga menyebabkan kerusakan ekosistem hutan, ujar Abriman kepada Rakyatterkini.com, baru-baru ini di kantornya, Teluk Kuantan.


Ia menyebutkan, kerusakan hutan kawasan yang berada di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Sijunjung, Sumbar itu terjadi karena adanya ulah pembalak sehingga luasan hutan lindung di Kuansing makin berkurang. 


Kendati pengawasan oleh pihaknya selama ini terus dilakukan, namun aktivitas penebangan kayu ilegal itu masih saja terjadi. 


"Jadi, kayu hasil pembalakan ini diduga dibawa ke Sumbar, karena kawasan hutan berbatasan dengan Sijunjung. Berbagai kendala kita hadapi seperti sulitnya akses medan yang berbukit, dan setiap kali kita turun melakukan patroli pengawasan lapangan infonya selalu bocor duluan, karena diduga pelaku pembalak seperti ada mata-matanya," jelasnya.


Abriman menambahkan, selain melakukan patroli rutin secara intens, ke depan pihaknya akan mendirikan pos dan menempatkan petugas pengawas di setiap titik rawan aktivitas penebangan liar. 

Selain itu, ia juga akan melakukan koordinasi intens dengan KPH Sijunjung untuk bersama-sama mengawasi, menjaga dan melestarikan hutan. 


Dari sekitar 10 ribu hektare kawasan hutan di wilayah tersebut, 50 persen sudah dijarah kayunya. "Kami mengajak semua pihak untuk kompak dalam menjaga kelestarian hutan. Karena keberadaan hutan sangat penting sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air dan mencegah banjir dan erosi. Tindakan pembalakan liar harus jadi musuh kita bersama," pungkasnya. (hen)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update