Notification

×

Iklan

Sumbar Percepat Wajib Belajar 12 Tahun Lewat SPMB Online

Sabtu, 21 Juni 2025 | 00:05 WIB Last Updated 2025-06-20T17:05:00Z

Jumpa pers SPMB Sumbar 2025.

Padang, Rakyatterkini.com — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus mempercepat realisasi program unggulan “Gerak Cepat Sumbar Unggul” melalui pemerataan akses pendidikan dan penyelesaian program Wajib Belajar 12 Tahun.

Sebagai langkah konkret, Pemprov Sumbar menggelar pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Online untuk tahun ajaran 2025/2026 yang mencakup jenjang SMA, SMK, dan SLB. Proses pendaftaran ini dilaksanakan serentak mulai Juni 2025.

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Barlius, menegaskan bahwa program Wajib Belajar 12 Tahun merupakan prioritas utama pemerintah daerah dalam mendorong peningkatan angka partisipasi pendidikan menengah, terutama bagi kelompok masyarakat rentan.

“Ini bukan semata soal seleksi masuk sekolah, tapi tentang memastikan seluruh anak usia sekolah menengah mendapatkan kesempatan belajar, tanpa terkecuali,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Dinas Pendidikan Sumbar, Kamis (19/6/2025).

Untuk menjamin keterjangkauan akses, sistem SPMB Online dirancang agar dapat diakses dari seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah dengan hambatan geografis.

Sebagai bentuk komitmen, Pemprov membuka sebanyak 227 SMA Negeri dan 110 SMK Negeri di seluruh kabupaten/kota dengan total daya tampung hampir 100 ribu siswa. Angka ini belum mencakup sekolah-sekolah yang berada di daerah blank spot jaringan seluler seperti di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang akan diberikan perlakuan khusus.

Proses pendaftaran dilakukan melalui laman resmi: **spmb.sumbarprov.go.id**. Mekanisme seleksi dibagi ke dalam beberapa jalur sesuai kategori peserta didik.

Untuk tingkat SMA, jalur afirmasi mendapat alokasi minimal 30 persen dari total kursi yang tersedia. Jalur ini diperuntukkan bagi siswa dari keluarga kurang mampu, penyandang disabilitas, serta anak-anak dari panti asuhan dan panti sosial. Sementara jalur domisili diberikan kuota paling sedikit 35 persen, sedangkan jalur prestasi akademik dan nonakademik masing-masing mendapat porsi 15 persen.

Untuk jenjang SMK, seleksi mempertimbangkan minat, bakat, serta capaian prestasi. Selain itu, siswa dari keluarga tidak mampu, penyandang disabilitas, serta yang berdomisili dekat sekolah menjadi prioritas penerimaan.

Pemerintah juga mendorong pemerataan konsentrasi keahlian di SMK sebagai langkah strategis dalam menyiapkan generasi muda yang siap masuk ke dunia kerja.

“Tujuan kami bukan sekadar membuka akses, tapi memastikan setiap anak, dari latar belakang apa pun, bisa mendapatkan pendidikan menengah tanpa kendala ekonomi maupun geografis. Negara harus hadir dan berpihak,” tegas Barlius.

Langkah ini menjadi bagian penting dari visi Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Vasko Ruseimy untuk menjadikan pendidikan sebagai landasan Sumatera Barat yang unggul, inklusif, dan kompetitif.

Dengan penerapan sistem SPMB yang menyeluruh dan inklusif, Pemprov Sumbar optimistis mampu menurunkan angka putus sekolah dan mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara signifikan dalam lima tahun mendatang.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update