Padang, Rakyatterkini.com – Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat, menegaskan komitmennya dalam melestarikan dan membangkitkan kembali silek tradisional Minangkabau sebagai warisan budaya yang bernilai luhur.
“Silek bukan sekadar seni bela diri. Di balik gerakannya tersimpan nilai-nilai adat, etika, dan kearifan lokal. Ini adalah warisan leluhur yang tidak cukup hanya dipelajari, tapi harus dihayati dan dijalani dalam kehidupan,” ujar Vasko, Minggu (29/6/2025).
Bagi Vasko, silek lahir dan tumbuh di surau, berkembang di tengah masyarakat nagari, dan menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Setiap gerakan dalam silek sarat dengan pesan moral—mulai dari kesabaran, rasa hormat kepada guru, kedisiplinan, hingga keteguhan dalam prinsip hidup.
Sejak awal masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur, Vasko telah menggagas kebijakan strategis berupa pengintegrasian Ekstrakurikuler Silek Tradisi Minang ke dalam sistem pendidikan SMA/SMK sederajat di Sumatera Barat. Kebijakan ini menjadi bagian dari penguatan pendidikan karakter sekaligus upaya regenerasi budaya di tengah tantangan globalisasi.
Langkah tersebut disambut positif oleh para tokoh adat dan Rang Tuo Silek dari berbagai nagari, yang melihatnya sebagai bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap budaya lokal yang kian terpinggirkan di tanah kelahirannya sendiri.
“Kalau silek tak lagi hidup di kampung halamannya, ke mana lagi ia akan bertumbuh? Kita ingin anak-anak kita kembali mengenal gelanggang, belajar langsung dari guru silek, dan memahami nilai-nilai Minangkabau melalui gerak dan filosofi silek,” tegas Vasko.
Ia menyebutkan bahwa pelestarian silek bukan sekadar menjaga budaya, tetapi merupakan bagian dari strategi pembangunan kebudayaan di Sumatera Barat yang bertujuan membentuk generasi muda yang kuat secara nilai, tangguh secara mental, dan berakar kuat pada identitas lokal.
Untuk mewujudkan hal itu, Vasko mendorong kolaborasi lintas sektor—melibatkan pemerintah nagari, institusi pendidikan, guru silek, tokoh adat, hingga partisipasi aktif masyarakat.
“Ini bukan sekadar proyek jangka pendek. Ini adalah komitmen lintas generasi. Kita ingin silek Minangkabau menjadi bagian dari kehidupan, menjadi napas yang dicintai dan dibanggakan oleh generasi muda,” tuturnya.
Menurutnya, melalui silek, generasi muda tak hanya belajar bela diri, tetapi juga mengenal nilai-nilai adat Minang, ajaran Islam, dan pembentukan karakter sejati. Dari gelanggang ke sekolah, dari surau ke masyarakat luas, silek membawa pesan moral yang mendalam.
Melalui IPSI Sumatera Barat, Vasko juga tengah menyiapkan sejumlah program strategis, mulai dari pelatihan dan sertifikasi pelatih silek, festival silek antar-nagari, hingga promosi silek dalam diplomasi budaya di tingkat nasional dan internasional.
“Ini bukan hanya soal budaya. Ini soal jati diri. Tentang keberanian kita sebagai orang Minangkabau untuk kembali menegakkan warisan leluhur, dan menjadikannya sebagai fondasi peradaban yang kuat dan membanggakan,” pungkasnya.(da*)