Notification

×

Iklan

Dampak Mengerikan Senjata Nuklir bagi Tubuh Manusia

Rabu, 25 Juni 2025 | 16:34 WIB Last Updated 2025-06-25T09:34:00Z

Awan dari Ledakan Nuklir.

Jakarta, Rakyatterkini.com – Senjata nuklir merupakan salah satu bentuk senjata pemusnah massal paling destruktif yang pernah diciptakan manusia. Sejarah mencatat dampak mengerikan dari senjata ini pada akhir Perang Dunia II, ketika dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, hancur lebur akibat bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.

Ledakan dahsyat tersebut tak hanya menewaskan puluhan ribu jiwa dalam sekejap, namun juga meninggalkan jejak radiasi berbahaya yang berdampak jangka panjang bagi kesehatan para penyintas. Ribuan warga sipil menderita bukan hanya karena kekuatan ledakan, tetapi juga akibat paparan radiasi yang memicu berbagai penyakit kronis.

Sejak tragedi pada tahun 1945, dunia belum kembali menyaksikan penggunaan senjata nuklir dalam perang. Meski demikian, potensi ancaman senjata ini masih membayangi. Diperkirakan saat ini terdapat sekitar 12.200 hulu ledak nuklir yang tersebar di berbagai negara, menjadi ancaman laten bagi perdamaian dan keamanan global.

Lalu, apa yang akan terjadi jika perang nuklir benar-benar pecah? Berikut tiga dampak paling mematikan yang ditimbulkan oleh senjata nuklir terhadap tubuh manusia:

1. Luka Bakar Akibat Gelombang Panas

Ledakan nuklir menghasilkan radiasi intens dalam waktu yang sangat singkat, termasuk sinar gamma dan neutron. Menurut Massachusetts Institute of Technology (MIT), radiasi mematikan dari ledakan nuklir berkekuatan 10 kiloton dapat menjangkau hampir satu mil dari pusat ledakan. Meski durasinya kurang dari satu detik, efeknya sangat menghancurkan.

Seketika setelah ledakan, material dalam inti senjata akan menguap dan berubah menjadi gas dengan suhu yang melebihi inti Matahari, yang mencapai sekitar 15 juta derajat Celsius. Kilatan panas luar biasa ini dapat memicu kebakaran masif dan menyebabkan luka bakar parah hingga radius 20 mil dari pusat ledakan termonuklir besar.

2. Tertimpa Bangunan Akibat Gelombang Kejut

Selain efek panas, gelombang kejut dari ledakan nuklir menciptakan tekanan udara berlebih yang dapat meruntuhkan bangunan dalam radius beberapa mil. Meskipun tubuh manusia relatif tahan terhadap tekanan tersebut, risiko utama datang dari puing-puing bangunan dan pecahan kaca yang beterbangan dengan kecepatan tinggi, yang dapat menyebabkan cedera fatal.

3. Kanker Akibat Paparan Radiasi

Paparan radiasi jangka panjang menjadi momok menakutkan pasca-ledakan. Menghirup atau mengonsumsi zat radioaktif dapat menimbulkan paparan radiasi internal yang memicu pertumbuhan sel kanker. Salah satu contohnya adalah kejadian pasca-ledakan reaktor nuklir Chernobyl pada 1986, di mana yodium radioaktif (yodium-131) menyebabkan lonjakan kasus kanker tiroid, terutama pada anak-anak yang mengonsumsi susu terkontaminasi.

Dilansir dari ABC News, yodium merupakan elemen penting bagi kelenjar tiroid. Saat seseorang mengonsumsi yodium-131, kelenjar tersebut menyerapnya dan menerima paparan radiasi dalam jumlah tinggi. Walau kanker tiroid tergolong dapat diobati melalui pengangkatan kelenjar dan terapi hormon seumur hidup, bahaya dari radiasi tetap signifikan.

Untungnya, yodium-131 memiliki waktu paruh delapan hari, yang berarti tingkat radiasinya menurun drastis dalam hitungan minggu setelah insiden.

Dampak senjata nuklir tidak hanya bersifat instan, tapi juga menyisakan penderitaan panjang bagi generasi yang hidup setelahnya. Maka dari itu, penting bagi dunia internasional untuk terus memperkuat upaya pencegahan penyebaran dan penggunaan senjata nuklir demi menjaga masa depan umat manusia.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update