Notification

×

Iklan

Pameran Bonsai Ramaikan Alun-Alun Kota Gunungsitoli

Jumat, 23 Mei 2025 | 03:42 WIB Last Updated 2025-05-22T20:42:00Z

Tanaman Bonsai Kota Gunungsitoli


Jakarta, Rakyatterkini.com – Suasana pusat Kota Gunungsitoli tampak berbeda dari biasanya. Alun-alun kota yang biasanya menjadi tempat berkumpul warga kini disulap menjadi ruang seni terbuka yang memamerkan keindahan tanaman hias miniatur, khususnya bonsai. Ribuan pasang mata dari berbagai kalangan menikmati pesona estetika yang terpancar dari ratusan koleksi tanaman mungil tersebut.

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Gunungsitoli yang ke-347, pemerintah kota menghadirkan sebuah pameran bonsai yang tak hanya menampilkan keindahan, tetapi juga menyuguhkan nilai edukatif bagi para pengunjung.

Sebanyak 347 tanaman bonsai dari berbagai jenis, ukuran, dan usia dipamerkan secara cuma-cuma untuk masyarakat umum. Koleksi yang dipajang tak sekadar enak dipandang, tetapi juga mengandung filosofi mendalam tentang ketekunan, kesabaran, dan seni merawat kehidupan dalam bentuk miniatur.

Pameran ini juga mendapat sambutan hangat dari dunia pendidikan. Para pelajar, mulai dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi, tampak antusias mengunjungi lokasi pameran sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran di luar kelas. Mereka diajak untuk mengenal langsung proses kreatif dalam membentuk bonsai yang sarat makna dan nilai seni tinggi.

Zuraidah Telaumbanua, Kepala MIN 1 Gunungsitoli, mengungkapkan rasa bahagianya melihat respons positif para murid. "Kami ingin anak-anak belajar langsung dari lingkungan nyata. Melihat bentuk dan keunikan tanaman bonsai secara dekat membuat mereka lebih antusias dan memahami pelajaran dengan cara yang menyenangkan," jelas Zuraidah saat ditemui di lokasi pameran.

Bagi para siswa, pengalaman visual ini menjadi pintu awal dalam memahami seni hortikultura, meski teknis budidayanya belum mereka pelajari secara mendalam. Namun, pengenalan ini sudah menjadi modal penting dalam membentuk apresiasi terhadap dunia tanaman hias.

Terselenggaranya pameran ini tak lepas dari kontribusi para pecinta bonsai dari berbagai daerah. Mereka berpartisipasi secara sukarela dengan memamerkan hasil karya terbaik sebagai bentuk dukungan terhadap seni dan budaya lokal.

Mario Otomosi Zebua, Ketua Panitia HUT Kota Gunungsitoli sekaligus Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, menjelaskan bahwa pameran ini dirancang sebagai wahana pembelajaran yang menghibur. "Kami ingin menghadirkan sesuatu yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai tambah secara edukatif dan ekonomi, baik bagi pelajar, komunitas bonsai, maupun masyarakat umum," tuturnya.

Keberagaman tanaman yang dipamerkan mencerminkan kekayaan flora nusantara. Tidak hanya indah secara visual, banyak dari bonsai tersebut memiliki nilai ekonomi tinggi—bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah per pot. Hal ini menunjukkan tingginya apresiasi masyarakat terhadap seni pertanian miniatur.

Secara ekonomi, pameran ini memberi dampak positif yang nyata. Sejak dibuka pada hari Senin, aktivitas perdagangan di sekitar alun-alun meningkat pesat, terutama bagi pelaku UMKM yang merasakan langsung lonjakan jumlah pengunjung hingga acara berakhir pada Sabtu (24/5/2025).

“Dampaknya cukup besar, tidak hanya dari sisi seni, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi lokal. UMKM mendapat keuntungan, dan komunitas bonsai pun semakin berkembang,” tambah Mario.

Dengan konsep pameran terbuka dan gratis, acara ini berhasil menjaring minat dari berbagai lapisan masyarakat. Dari hari pertama hingga kini, alun-alun kota tak pernah sepi. Keluarga, pelajar, hingga wisatawan lokal dan luar kota memadati area pameran untuk mengagumi keindahan setiap bonsai yang dipajang.

Pameran bonsai ini menjadi langkah kreatif dalam menggabungkan pelestarian budaya dengan pengembangan sektor pariwisata. Pendekatan inovatif ini memperkuat citra Gunungsitoli sebagai kota yang kaya akan potensi seni dan budaya.

Tak sedikit pengunjung yang mengabadikan momen melalui kamera ponsel mereka, menjadikan bonsai sebagai latar estetis yang menggambarkan harmoni antara seni dan alam.

Sinergi antara pemerintah daerah, komunitas bonsai, dan institusi pendidikan menciptakan ekosistem yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bisa menjadi model inspiratif bagi kota-kota lain dalam memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki.

Tingginya antusiasme pengunjung, mulai dari anak-anak hingga dewasa, menunjukkan bahwa seni bonsai bukan hanya dinikmati kalangan tertentu, melainkan telah menjadi bagian dari apresiasi budaya lintas generasi.

Pameran ini akan terus berlangsung hingga Sabtu mendatang, memberikan kesempatan emas bagi masyarakat untuk lebih dekat mengenal seni merawat tanaman dalam skala mini yang sarat filosofi dan bernilai tinggi.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update