Notification

×

Iklan

Wagub Vasko Ruseimy Canangkan Revitalisasi Masjid sebagai Pusat Peradaban Minangkabau

Selasa, 18 Maret 2025 | 06:30 WIB Last Updated 2025-03-18T02:16:00Z

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, mengusung gagasan untuk mengembalikan peran masjid

Pariaman, Rakyatterkini.com – Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, mengusung gagasan untuk mengembalikan peran masjid sebagai pusat kebudayaan dan pendidikan di Ranah Minang. Visi ini ia sampaikan dalam Safari Ramadan 1446 H yang berlangsung di Masjid Raya Nurul Iman, Desa Naras 1, Kecamatan Pariaman Utara.


Menurut Vasko, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran budaya dan nilai-nilai adat Minangkabau.


"Saya ingin masjid-masjid di Sumatera Barat kembali menjadi pusat peradaban, tempat berkumpulnya masyarakat untuk belajar, berdiskusi, dan memperkuat budaya kita," ungkapnya.


Sebagai bentuk dukungan nyata, Vasko menyerahkan bantuan senilai Rp25 juta serta puluhan mushaf Al-Qur'an kepada pengurus masjid. Ia berharap bantuan ini dapat menjadi pemicu dalam memperkuat peran masjid sebagai pilar sosial dan budaya di tengah masyarakat.


Masjid dan Identitas Budaya Minangkabau

Vasko menegaskan bahwa masjid di Sumbar memiliki keunikan tersendiri dibandingkan daerah lain. Keunikan ini, menurutnya, harus terus dijaga agar masjid tetap berperan sebagai pusat ibadah, pendidikan, dan kebudayaan yang selaras dengan nilai-nilai Minangkabau.


Sebagai seseorang yang menghabiskan masa kecil di perantauan, Vasko mengaku memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan tanah leluhurnya. Ia mengenang masa kecilnya saat sering diajak sang kakek mengunjungi masjid-masjid, di mana para pemuda berkumpul untuk mengaji dan mempelajari budaya Minangkabau, termasuk seni bela diri silat dan nilai-nilai filosofinya.


"Meskipun saya besar di perantauan, saya ingat betul bagaimana masjid menjadi pusat aktivitas anak muda. Mereka tidak hanya belajar agama, tetapi juga mendalami budaya Minangkabau. Keterkaitan antara agama dan budaya inilah yang membentuk identitas kita sebagai orang Minang," kenangnya.


Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya, Vasko telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk merevitalisasi tradisi silat Minangkabau. Program ini akan diintegrasikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di tingkat sekolah menengah atas dan sederajat guna mencegah terkikisnya warisan budaya oleh modernisasi.


Pelestarian Budaya di Ruang Publik

Tak hanya di lingkungan pendidikan dan keagamaan, pelestarian budaya Minangkabau juga mulai diterapkan di ruang-ruang publik strategis. Salah satu langkah konkret yang diusung Vasko adalah penerapan tiga bahasa dalam pengumuman di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), yakni bahasa Indonesia, Inggris, dan Minang.


Selain itu, ia meminta agar petugas bandara mengenakan atribut budaya, seperti deta (penutup kepala khas Minangkabau), untuk memperkuat identitas lokal.


"Kita ingin menunjukkan bahwa Sumatera Barat memiliki budaya yang kuat dan harus dihormati. Identitas ini harus tampak di berbagai aspek kehidupan, termasuk di tempat-tempat umum," tegasnya.


Komitmen tersebut juga tercermin dari desain rumah dinasnya yang mengadopsi arsitektur Minangkabau dengan atap gonjong sebagai simbol khas daerah.


"Kalau rumah dinas Wakil Gubernur saja tidak mencerminkan budaya Minang, bagaimana orang lain bisa mengenali identitas kita? Ini soal kebanggaan dan pelestarian warisan nenek moyang," ujarnya.


Melalui berbagai langkah strategis ini, Vasko Ruseimy bertekad menjadikan Sumatera Barat sebagai pusat peradaban yang mengedepankan nilai-nilai agama dan budaya Minangkabau.


"Jika generasi muda mulai kehilangan minat terhadap budayanya, maka kebanggaan mereka sebagai orang Minang juga bisa terkikis. Karena itu, saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan adat serta budaya kita," pungkasnya. (da*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update