Notification

×

Iklan

Lavrov Sebut Zelensky Pengkhianat bagi Kaum Yahudi

Senin, 03 Maret 2025 | 22:30 WIB Last Updated 2025-03-03T15:30:00Z

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 


Jakarta, Rakyatterkini.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyebut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebagai pengkhianat bagi etnisnya sendiri, Yahudi. Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina dalam perang.


Mengutip Russia Today (RT), Senin (3/3/2025), Lavrov menuduh Zelensky berkhianat terhadap komunitas Yahudi karena berpihak pada kelompok sayap kanan yang bersikap anti-Rusia. Menurutnya, sikap Zelensky kini sejalan dengan Nazi Jerman yang dulu membantai kaum Yahudi selama Perang Dunia II.


"Zelensky berbalik 180 derajat dari seseorang yang awalnya berkuasa dengan janji perdamaian, namun dalam waktu setengah tahun berubah menjadi seorang Nazi sejati. Seperti yang dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin, ia adalah pengkhianat bagi komunitas Yahudi," ujar Lavrov.


Pernyataan ini sejalan dengan yang pernah diungkapkan oleh Putin. Pada Juni 2023, Putin mengklaim bahwa teman-temannya di komunitas Yahudi mengatakan Zelensky bukanlah seorang Yahudi sejati, melainkan sebuah aib bagi komunitas tersebut. Ia juga menuding Ukraina saat ini justru mengagung-agungkan tokoh-tokoh Nazi.


Selain itu, Lavrov juga meragukan rencana beberapa negara anggota NATO di Eropa yang ingin mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina. Menurutnya, negara-negara Barat sebenarnya justru mendorong Kyiv untuk terus berperang melawan Moskow.


Lavrov menyinggung kegagalan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014 dan 2015, yang seharusnya mengakhiri konflik antara Ukraina dengan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk. Jerman dan Prancis yang menjadi penjamin perjanjian itu belakangan mengakui bahwa mereka hanya menandatanganinya untuk memberi waktu bagi Kyiv memperkuat militernya.


"Barat terlebih dahulu membawa (mantan Presiden Ukraina Petro) Poroshenko ke tampuk kekuasaan dengan bantuan mereka, lalu Zelensky," katanya.


"Kini, pihak Barat yang sama juga menjadi dalang di balik perubahan sikap Zelensky, yang tiba-tiba meninggalkan janji kampanyenya tentang perdamaian pada 2019," tambahnya.(da*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update