Notification

×

Iklan

Pemakaman Nia Kurnia Sari Korban Pembunuhan di Padang Pariaman Diiringi Isak Tangis

Selasa, 10 September 2024 | 14:01 WIB Last Updated 2024-09-10T07:38:13Z

Pemakaman Nia Kurnia Sari korban pembunuhan.

Padang Pariaman, Rakyatterkini.com -
Jasad Nia Kurnia Sari (18) yang ditemukan terkubur sekitar satu kilometer dari rumahnya itu pada Minggu (8/9) diduga korban pembunuhan di daerah Guguak Kecamatan Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat akhirnya hari ini dimakamkan oleh keluarga di tempat pemakaman Senin (9/9/2024).

Isak tangis mengiringi penyerahan mayat kepada keluarga korban dari RS. Bayangkara setelah dilakukan otopsi, hingga pada proses pemakaman. 

Berdasarkan pantauan, ramai masyarakat yang berdatangan untuk mengantarkan jasad korban ke tempat peristirahatan terakhir.

Diketahui, gadis belia 18 tahun itu merupakan seorang pedagang gorengan. Dia menjajakan gorengannya keliling kampung mulai pukul 16:00 WIB hingga 18:00 WIB. 

Nasib nahas menimpa gadis itu, akhirnya gadis tersebut ditemukan warga bersama TIM SAR gabungan terkubur di dalam hutan yang ditutupi pasir dan daun-daun Minggu sore (8/9). Jasad korban kemudian dievakuasi dan dibawa RS. Bhayangkara Padang untuk diautopsi. Pada haru Senin (9/9) Jasad korban akhirnya dipulangkan ke keluarga untuk dimakamkan. 

“Dia anak yang rajin dan pekerja keras. Untuk membantu keluarga, korban menjajakan gorengan sekaligus menabung untuk biaya kuliah,” sebut Asril orang tua korban.

Asril menyebutkan, Nia Kurnia Sari yang masih berusi 18 tahun memiliki rutinitas menjajakan gorengan di sekitar tempat tinggalnya, dan dia biasanya berangkat pukul empat sore dan kembali ke rumah pukul enam sore.

Pada jumat (6/9) malam, korban tak kunjung pulang. Keluarga melaporkan ke kenegarian (Desa) setempat dan pukul 23.00 WIB mulai dilakukan pencarian. 

Jasad korban ditemukan terkubur di pelosok rimba yang jarang dikunjungi warga setempat. Koordinator Tagana Padang Pariaman, Donal Debra melaporkan, korban ditemui sudah tidak bernyawa dalam kondisi tanpa busana.

Dua jam kemudian, kepolisian datang dan langsung membawa jasad korban untuk diotopsi di RS. Bhayangkara.

“Usai ditemukan, korban langsung dilarikan ke RS Bhayangkara. Senin pagi, jasad korban selesai diotopsi dan langsung diantarkan pulang untuk dimakamkan,” ujar Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman Iptu Reggy kepada Wartawan.

Iptu Reggy menyebutkan, saat ditemukan, korban mengalami luka memar di mulut dan area sekitar kepala. Namun, belum bisa dipastikan penyebab kematian korban. 

Wali Nagari Guguak Ahmad Yuni Kamil menyatakan, perjuangan gadis belia Nia Kurnia Sari dalam membantu ekonomi keluarganya.

“Korban merupakan sosok yang baik, bersahaja dan ramah dengan warga setempat. Korban kami kenal begitu baik. Selama ini kami tidak pernah mendengar ada yang bermasalah dengan dia,” sebut Ahmad Yuni Kamil.

Di sebutkan, sejak SMP Nia selalu membantu orang tuanya menjual gorengan. Nia berjualan sehabis pulang sekolah.

“Dari SMP Nia itu membantu orang tuanya. Di kawasan kantor Wali Nagari mereka juga berjualan. Pada pagi hari Ibu Nia yang berjualan dan sore harinya sepulang sekolah Nia mengantikan ibunya,” ujar Wali Nagari itu.

Setiap hari, tanpa rasa malu, Nia menekuni pekerjaanya guna membantu keluarga dengan menjajakan gorengan dari rumah ke rumah di sekitar daerah tersebut. Anak ke-2 dari 4 bersaudara itu sangat tangguh untuk membantu orang tuanya.

“Dari 4 saudara itu, dialah yang paling sering membantu orang tua berjualan,” ujar dia. 

Kepergian Nia membuat haru setiap orang yang mendengar kisahnya. Terlebih, dia baru saja menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan bercita-cita ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Namun apa daya, kekuatan ekonominya tidak mencukupi sehinga ia harus banting tulang bekerja lebih keras.

Diketahui, Nia telah ditawarkan beaiswa untuk kuliah di perguruan tinggi di salah satu Universitas. Beasiswa ditawarkan lantaran dia termasuk anak yang cerdas karena selalu mendapat peringkat sewaktu sekolah. 

“Benar, ada tawaran beasiswa untuk Nia. Dia mendapatkan beasiswa berupa uang untuk melanjutkan perkulihan,” ujarnya.

Namun takdir berkata lain, perjalanan hidup Nia harus berhenti di tangan penjahat yang tega menghabisi nyawa dengan kejam.

Cita-cita Nia tidak dapat diwujudkan, upayanya kandas karena tindak kejahatan. Gadis se usianya yang dipenuhi cita-cita kini telah redup. Selamat jalan Nia, surga menantimu. Dengan rasa haru Wali Nagari itu menutupi pembicaraanya. (suger)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update