Notification

×

Iklan

Di Solok Selatan, Stunted Paling Tinggi Berada di Kecamatan Sangir Jujuan

Senin, 28 November 2022 | 19:20 WIB Last Updated 2022-11-28T12:20:32Z

Kepala Bappeda Solok Selatan, Taufik Efendi, dalam publikasi data stunted.

Padang Aro, Rakyatterkini.com - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan terus melakukan intervensi dalam upaya penurunan angka stunting. 

Terbaru, pemerintah merilis data prevalensi balita stunted se-Kabupaten Solok Selatan untuk selanjutnya dilakukan penilaian oleh tim khusus stunting.

Wakil Bupati Solok Selatan sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), diwakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Taufik Efendi, mengatakan data tersebut berasal dari pengukuran tinggi badan balita di Solok Selatan. 

Pemerintah kabupaten juga mengimbau perangkat daerah, camat, kepala OPD, kepala Puskesmas, dan seluruh jajaran yang tergabung dalam TPPS untuk memegang fungsi dan tanggungjawab sesuai regulasi yang diatur dalam surat Keputusan Bupati Nomor 400.146 Tahun 2022 tentang Penetapan TIM TPPS.

Dalam data yang dipublikasikan, dari pengukuran tinggi badan 10.666 balita dengan usia 0-59 bulan di Solok Selatan, ditemukan prevalensi stunted sebesar 3,4% atau sebanyak 364 orang. Pengukuran dilakukan di seluruh kecamatan melalui Puskesmas.

Prevalensi stunted paling tinggi berada di Kecamatan Sangir Jujuan dengan prevalensi sebesar 8,2% dari total 929 balita. Diikuti kemudian oleh Kecamatan Sangir Batang Hari sebesar 7,7% dari total 862 balita.

Posisi ketiga dengan angka balita stunted tertinggi adalah Kecamatan Sangir Balai Janggo, dimana dari 1.249 balita terdapat 4,1% yang mengalami stunted. Sedangkan posisi keempat adalah Kecamatan Sungai Pagu dengan prevalensi 3,4% dari 2.096 balita.

Sedangkan posisi tiga terbawah diisi oleh Kecamatan KPGD, Kecamatan Pauh Duo, dan Kecamatan Sangir dengan prevalensi secara berturut-turut 3,3% dari 1.795 balita, 1,7% dari 1.485 balita, dan 0,7% dari 2.250 balita. (alwis)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update