Kampar, Rakyatterkini.com – Dalam semangat kemanusiaan, sejumlah personel Polda Riau menggelar kegiatan bakti sosial bertajuk jalur (Jelajah Riau untuk Rakyat) pada Kamis pagi, 26 Juni 2025. Misi ini bertujuan menyalurkan bantuan kepada warga yang tinggal di daerah pesisir terpencil.
Perjalanan dimulai dari Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar. Dari sana, tim melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Subayang menggunakan empat perahu. Sungai ini merupakan satu-satunya jalur menuju lokasi tujuan yang dikelilingi panorama alam Bukit Rimbang dan Bukit Baling yang memesona.
Namun, medan yang menantang sempat menjadi hambatan. Salah satu perahu karam setelah dihantam batu besar di tengah derasnya arus sungai. Meski begitu, semangat personel tak goyah. Mereka tetap melanjutkan perjalanan demi menuntaskan misi kemanusiaan ini.
“Saat kondisi air normal dan cukup tinggi, perjalanan bisa lebih mudah. Tapi karena sudah lama tidak hujan, air sungai menyusut, dan perahu menabrak batu hingga akhirnya bocor,” jelas Direktur Binmas Polda Riau, Kombes Eko Budhi Purwono, Kamis (3/7/2025).
Tim yang terdiri dari personel Ditbinmas, Ditpolair, dan Bidang Dokkes Polda Riau itu akhirnya tiba di dua desa sasaran: Gajah Bertalut dan Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu. Kedua desa tersebut termasuk wilayah yang belum banyak tersentuh pembangunan dan bantuan pemerintah.
Warga di sana hidup sederhana, bergantung pada hasil hutan dan sungai. Mereka belum menikmati listrik dan menghadapi keterbatasan akses transportasi.
“Masyarakat menggantungkan hidup pada sumber daya alam, khususnya hasil hutan. Tapi pola pikir ini perlu diarahkan agar lebih ramah lingkungan. Kami mencoba membuka pandangan baru melalui UMKM atau alternatif pekerjaan lain yang tidak merusak alam,” ujar Eko.
Dalam kunjungan itu, Polda Riau membagikan 100 paket sembako serta memberikan layanan kesehatan dan pengobatan gratis. Tak hanya itu, personel juga berdialog dengan warga dan mendengarkan keluhan mereka, termasuk soal janji listrik yang tak kunjung terealisasi.
Beberapa tahun lalu, warga sempat berharap listrik akan segera menerangi desa mereka. Tiang-tiang dan instalasi jaringan bahkan telah terpasang di rumah-rumah. Namun, harapan itu pupus ketika kabel-kabel listrik menghilang tanpa jejak sebelum sempat dialiri daya.
“Dulu masyarakat sangat antusias. Mereka sudah menyiapkan jaringan listrik di rumah, tetapi saat kabel-kabel mulai dibentangkan, aliran listrik tak pernah mengalir. Hingga akhirnya kabel-kabel itu hilang, dan warga kembali hidup dalam kegelapan,” tambahnya.
Polda Riau berkomitmen membantu mencarikan solusi. Mereka akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar masyarakat bisa mendapatkan akses listrik yang layak.
“Kami akan menjalin komunikasi dengan Pemda, mencari jalan keluar agar warga bisa menikmati penerangan,” ujar Eko.
Program Jalur yang digagas Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, ini hadir untuk menjangkau masyarakat di wilayah pesisir dan terpencil yang selama ini luput dari perhatian. Dengan menggandeng pemerintah daerah, komunitas lokal, dan organisasi sosial, program ini diharapkan mampu membawa perubahan positif—mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, hingga kesejahteraan.(da*)