Notification

×

Iklan

Menjahit Visi, Menata Masa Depan: Sawahlunto Bahas RPJMD 2025–2029 dan Indeks Inovasi Daerah

Jumat, 04 Juli 2025 | 21:13 WIB Last Updated 2025-07-04T14:13:15Z

Sekdako Sawahlunto, Rovanly Abdams, pimpin rakor.

Sawahlunto, Rakyatterkini.com — Pemerintah Kota Sawahlunto tengah menapaki fase krusial dalam menata arah pembangunan lima tahun ke depan. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sawahlunto, Rovanly Abdams, memimpin rapat koordinasi lintas perangkat daerah.

Rapat dalam rangka persiapan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 sekaligus melakukan evaluasi terhadap capaian Penilaian Indeks Inovasi Daerah.

Digelar di Balaikota Sawahlunto, Jumat (4/7/25) rapat ini bukan sekadar pertemuan administratif, melainkan momentum penting untuk menyatukan arah, menyelaraskan langkah, dan membangun fondasi kebijakan yang berpihak pada rakyat serta adaptif terhadap dinamika zaman.

Sekda Rovanly menekankan penyusunan RPJMD harus beranjak dari sekadar memenuhi kewajiban formal menuju upaya substantif dalam menjawab kebutuhan nyata masyarakat. 

“RPJMD adalah peta jalan pembangunan daerah selama lima tahun ke depan. Maka dari itu, penyusunannya harus didasarkan pada data yang akurat, pendekatan yang inklusif, dan semangat inovasi yang kuat,” tegasnya.

Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa visi tanpa data hanyalah harapan kosong. Oleh karena itu, Sekda mendorong seluruh perangkat daerah untuk membangun sinergi lintas sektor yang tidak hanya formalitas, tetapi juga bermakna dalam perumusan target-target pembangunan yang realistis dan berorientasi hasil.

Di sisi lain, Sekda juga memberi perhatian serius pada capaian Indeks Inovasi Daerah — sebuah indikator yang menilai sejauh mana pemerintah daerah mampu memproduksi gagasan-gagasan segar untuk memperbaiki kualitas layanan publik.

“Setiap perangkat daerah perlu membudayakan kinerja yang ‘smart’ — artinya adaptif terhadap perubahan, responsif terhadap kebutuhan masyarakat, dan komprehensif dalam pendekatan kebijakan,” kata Rovanly.

Kinerja inovatif  lanjutnya, bukan lagi pilihan, melainkan keniscayaan di tengah tuntutan publik yang semakin kompleks. Pemerintahan yang tidak cepat menyesuaikan diri dengan perubahan hanya akan menjadi beban bagi masyarakat, bukan solusi.

Rapat koordinasi ini menjadi ruang strategis untuk menyelaraskan antara ambisi pembangunan dan kapasitas yang tersedia. Penyesuaian terhadap kondisi fiskal, kesiapan kelembagaan, serta integrasi data lintas sektor menjadi pondasi awal penyusunan dokumen RPJMD yang realistis dan implementatif.

Dengan status sebagai World Heritage City, Sawahlunto menghadapi tantangan ganda: menjaga warisan sejarah dan mendorong transformasi modernisasi yang berkelanjutan. Dalam konteks itulah, RPJMD 2025–2029 harus memuat strategi pembangunan yang mampu memperkuat daya saing, memberdayakan masyarakat, dan memperluas ruang partisipasi. (ris1)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update