Notification

×

Iklan

Keunggulan Bedah Minimal Invasif dalam Pemulihan Pasien

Selasa, 22 April 2025 | 05:00 WIB Last Updated 2025-04-21T22:00:00Z

Ilustrasi


Padang, Rakyatterkini.com– Bedah minimal invasif (BMI), yang juga dikenal dengan sebutan bedah lubang kunci seperti laparoskopi, torakoskopi, dan endoskopi, merupakan metode bedah modern yang menggunakan sayatan kecil—umumnya kurang dari satu sentimeter—untuk memasukkan alat khusus dan kamera mini (endoskop atau laparoskop) ke dalam tubuh pasien.

Kamera tersebut akan menampilkan gambar area operasi secara real-time ke layar monitor, sehingga memungkinkan dokter bedah menjalankan prosedur tanpa harus membuka jaringan secara luas.

Lalu, apa saja keuntungan dari penggunaan metode ini bagi pasien?

Menurut dr. Dewi Nensi Putri, MARS, General Manager Pelayanan Medis di Semen Padang Hospital (SPH), ada sejumlah manfaat signifikan dari teknik bedah minimal invasif, terutama dalam hal pemulihan pasien.

**Berikut beberapa keuntungan utama BMI bagi kesehatan pasien:**

- Minim trauma jaringan:** Sayatan kecil menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih sedikit di sekitar area operasi.
- Risiko infeksi lebih rendah:** Ukuran sayatan yang kecil membatasi akses bakteri masuk ke tubuh.
- Perdarahan berkurang:** Lebih sedikit pembuluh darah besar yang terpotong selama operasi, sehingga mengurangi kehilangan darah.
- Nyeri pasca operasi lebih ringan:** Karena kerusakan jaringan yang minimal, rasa sakit pun cenderung berkurang.
- Pemulihan lebih cepat:** Tubuh tidak perlu memulihkan luka besar, sehingga pasien bisa segera kembali beraktivitas.
- Waktu rawat inap singkat:** Proses pemulihan yang lebih cepat memungkinkan pasien segera pulang.
- Bekas luka lebih kecil dan estetis:** Sayatan yang minim meninggalkan bekas luka yang hampir tidak terlihat.
- Risiko komplikasi menurun:** BMI mengurangi kemungkinan komplikasi seperti infeksi luka dan hernia pasca operasi.
- Kepuasan pasien meningkat:** Kombinasi dari berbagai manfaat di atas berkontribusi pada pengalaman rawat yang lebih baik secara keseluruhan.

dr. Dewi menambahkan bahwa teknik ini terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan secara keseluruhan, mengurangi trauma fisik dan psikologis, serta memperbaiki kualitas hidup pasien pasca operasi.

Lantas, apa yang membedakan BMI dari metode bedah konvensional?**

Perbedaan utama terletak pada ukuran sayatan. Bedah konvensional biasanya memerlukan sayatan besar untuk memberikan akses visual langsung ke organ atau jaringan yang akan dioperasi. Sebaliknya, BMI hanya membutuhkan sayatan kecil, dibantu oleh kamera dan alat khusus untuk memandu prosedur dari luar.

Beberapa keunggulan lainnya meliputi:

- **Trauma lebih ringan:** Kerusakan jaringan yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan bedah terbuka.
- **Visualisasi lebih akurat:** Kamera memberikan tampilan detail dan diperbesar dari area operasi yang tak selalu dapat diperoleh melalui bedah tradisional.
- **Presisi tinggi:** Beberapa metode BMI, terutama yang melibatkan bantuan robot, memungkinkan kontrol dan presisi yang lebih baik.
- **Waktu pemulihan lebih singkat:** Pasien biasanya pulih lebih cepat dibandingkan dengan bedah terbuka.
- **Bekas luka hampir tak terlihat:** Karena hanya menggunakan sayatan kecil, hasil luka operasi menjadi lebih estetis.

BMI juga dapat diterapkan pada berbagai jenis penyakit, di antaranya:

- Gangguan kandung empedu, seperti batu empedu dan kolesistitis
- Apendisitis (radang usus buntu)
- Berbagai jenis hernia: inguinal, umbilikalis, dan hiatus
- Penyakit reproduksi wanita: kista ovarium, mioma, endometriosis, hingga kanker rahim atau ovarium (stadium awal)
- Gangguan saluran kemih: batu ginjal, tumor ginjal, BPH, dan kanker prostat (stadium awal)
- Penyakit paru dan mediastinum: tumor kecil, efusi pleura, hingga pneumotoraks
- Gangguan usus besar dan rektum: kanker kolorektal, penyakit Crohn, dan kolitis ulseratif
- Obesitas tingkat berat: prosedur bedah bariatrik seperti sleeve gastrectomy dan gastric bypass
- Gangguan adrenal seperti tumor pada kelenjar adrenal
- Beberapa jenis kanker yang masih berada pada tahap awal

Meski begitu, dr. Dewi mengingatkan bahwa tidak semua kondisi dapat ditangani dengan BMI. Penggunaan metode ini bergantung pada jenis penyakit, stadium, kondisi fisik pasien secara menyeluruh, serta kompetensi dokter bedah yang menangani.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update