![]() |
Pekerja memeriksa cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024). |
Jakarta, Rakyatterkini.com - Perum Bulog memberikan klarifikasi terkait temuan beras impor yang berkutu di gudangnya. Sebelumnya, temuan ini diungkap oleh Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Pertanian beberapa waktu lalu.
"Saat reses dan kunjungan kerja sebelumnya, saya memimpin tim ke Yogyakarta untuk meninjau Gudang Bulog. Di sana, kami menemukan masih banyak sisa beras impor yang disimpan di dalam gudang Bulog dan sudah dipenuhi kutu," ujarnya dalam Raker dengan Kementerian Pertanian, Selasa (11/3/2025).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, menjelaskan bahwa beras merupakan komoditas pangan yang rentan terhadap serangan hama selama penyimpanan, termasuk kutu.
"Beras sebagai bahan pangan memang berisiko terkena serangan hama selama disimpan, apalagi jika beras tersebut merupakan cadangan pangan pemerintah yang harus disimpan dalam jangka waktu cukup lama," ujar Suyamto kepada CNBC Indonesia, Rabu (19/3/2025).
Ia juga menegaskan bahwa Bulog telah menerapkan sistem Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) untuk menjaga kualitas beras. Pengawasan terhadap kualitas dan potensi serangan hama dilakukan secara rutin di seluruh gudang penyimpanan.
"Kami juga melakukan perawatan kualitas dengan tindakan seperti penyemprotan (spraying) dan fumigasi jika terjadi serangan hama. Ini untuk memastikan bahwa beras yang keluar dari gudang bebas dari kutu dan hama lainnya," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono turut menanggapi temuan Komisi IV DPR mengenai keberadaan kutu di karung-karung beras di gudang Perum Bulog. Ia menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan pengecekan langsung ke gudang Bulog. Menurutnya, jika ada beras yang sudah rusak, maka tidak akan disalurkan kepada masyarakat.
"Kalau kondisinya sudah rusak parah, tentu tidak akan diberikan ke masyarakat. Kami akan mencari solusi lain, misalnya untuk pakan ternak atau keperluan lainnya," ungkap Sudaryono di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (12/3/2025).
Namun, Ketua Dewan Pengawas Bulog menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan pengecekan lebih lanjut mengenai jumlah total beras yang terpapar kutu.
"Mudah-mudahan jumlahnya tidak terlalu banyak, karena sistem di Bulog memang mengatur barang masuk dan keluar secara berkala. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas cadangan pangan negara, Bulog juga berperan dalam menjaga keseimbangan harga di pasar," katanya.(da*)