Jakarta, Rakyatterkini.com – Pada hari Minggu (4/5), Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang. Dalam sambutannya, Presiden mengapresiasi fasilitas modern dan kapasitas yang lebih besar, serta menyebutnya sebagai prestasi yang luar biasa.
“Sebagai bangsa Indonesia, kita patut berbangga dengan adanya fasilitas yang canggih, luas, nyaman, dan kapasitasnya yang cukup mengesankan. Bandara Soekarno-Hatta diperkirakan mampu menampung lebih dari 94 juta orang per tahun. Ini adalah sebuah prestasi yang luar biasa,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden menekankan pentingnya terminal dengan kapasitas yang lebih besar dan fasilitas yang mumpuni, mengingat jumlah jemaah haji dan umrah Indonesia yang sangat besar, mencapai lebih dari 6,1 juta orang per tahun. Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F diharapkan mendukung komitmen pemerintah dalam memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji.
Dengan luas area mencapai 27.418 m², Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F memiliki kapasitas hingga 6.850 penumpang per hari atau 6,1 juta penumpang per tahun. Terminal ini juga dilengkapi dengan lounge umrah seluas 4.158 m² dan lounge pengantar seluas 2.560 m². Lounge umrah dapat menampung hingga 2.000 jemaah dengan akses langsung ke ruang tunggu dan pesawat.
Revitalisasi Terminal 2F Bandara Soetta bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan penumpang secara keseluruhan, dari yang semula 9 juta penumpang per tahun menjadi 21 juta penumpang per tahun. Hal ini dicapai melalui perluasan area terminal yang sebelumnya seluas 173.608 m² menjadi 234.500 m², pasca revitalisasi Terminal 2D, 2E, dan 2F.
Proyek pengembangan Terminal 2F merupakan bagian dari transformasi besar yang dilakukan oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, melalui anak perusahaannya, PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports).
“Transformasi bandara ini adalah bagian dari komitmen InJourney untuk menghadirkan bandara dengan standar internasional yang dapat melayani seluruh masyarakat dengan sebaik-baiknya. Kami melakukan transformasi kebandarudaraan karena bandara adalah wajah pertama dan terakhir yang dilihat wisatawan,” kata Direktur Utama InJourney, Maya Watono.
Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memastikan kenyamanan jemaah sebelum keberangkatan, termasuk musala, ruang tunggu khusus, layanan kesehatan, dan area bagasi. Terminal ini juga memiliki masjid seluas 3.136 m² dengan kapasitas 800 jemaah.
“InJourney Airports menerapkan sistem dan teknologi terbaik untuk memberikan pelayanan optimal kepada jemaah yang menggunakan terminal ini. Kami berharap Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F dapat terus memberikan layanan terbaik untuk jemaah haji dan umrah yang jumlahnya semakin meningkat,” ungkap Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi.
Faik Fahmi juga menambahkan bahwa terminal ini dilengkapi dengan sistem pengamanan yang mematuhi standar keamanan penerbangan. Terminal dibagi menjadi dua zona keamanan, yaitu zona terbatas dan area publik, di mana jemaah dan pengantar dapat memasuki area publik yang disediakan. Pengamanan penerbangan tetap mengikuti regulasi yang berlaku.
InJourney Airports juga membuat sejumlah inovasi untuk mengurangi kepadatan dan antrean di terminal. Beberapa langkah yang diambil termasuk sentralisasi SCP untuk jemaah umrah, penyediaan jalur antrean untuk meminimalkan kepadatan, serta manajemen boarding pada saat penanganan yang bersinggungan. Teknologi canggih juga diterapkan, seperti autogate imigrasi dan Body Scanner untuk pemeriksaan keamanan penerbangan.
“Mewakili InJourney, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan yang telah mendukung program transformasi bandara ini. Kami berharap transformasi bandara ini dapat diterapkan di seluruh bandara yang dikelola InJourney, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat,” tutup Maya Watono.
Program transformasi bandara ini juga merupakan hasil kolaborasi antara BUMN dan berbagai pihak untuk menciptakan nilai tambah dan memberikan manfaat optimal kepada masyarakat. Transformasi ini berfokus pada pengembangan infrastruktur strategis yang mendukung pelayanan publik berkualitas, mempercepat pembangunan nasional, serta memperkuat sistem transportasi yang berbasis nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan.(da*)