Indra Syafri, Pelatih Timnas U-20. (VIVA) |
Boleh dikata, tahun 2024 adalah tahunnya Indra Syafri.
Mantan pemain PSP era 80-an itu sukses
di berbagai iven regional Asia. Ia sukses membawa pasukannya membawa Piala AFF u-19, setelah di final mengkandaskan Raja Asean, Thailand dengan skor 1-0 yang
digelar di Indonesia.
Gol tunggal pemain naturalisasi Jens Reven itu mengantarkan
pelatih asal Bayang Pesisir Selatan itu meraih gelar keempatnya Untuk kelompok
umur tersebut. Sebuah ukiran prestasi yang belum dimiliki pelatih Timnas
Indonesia sepanjang sejarah sepakbola negeri ini.
Ia menyebut, selama 2024,
telah banyak pengalaman dan penghargaan serta pelajaran untuk pencapaian luar
biasa itu.
“Tapi saya ingin memberikan lebih dari apa yang sudah
dicapai di tahun 2024. Salah sati impian mantan karyawan Pos dan Giro itu
adalah Piala Dunia U-20 tahun 2025.
Tidak untuk membanggakan pelatih asal Ranah Minang itu, saat
ini ialah pelatih terbaik Indonesia. Dan siap menyonsong pencapaian berikutnya
bagi sepakbola Indonesia.
Kini, memasuki awal tahun 2025, tantangan Indra semakin
berat. Pada 6-23 Februari nanti, ia akan menjadi nakoda buat kapal Timnas U-20
dalam Turnamen Piala Asia di China.
Lewat ajang inilah Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra
Sjafri siap menyambut tantangan di tahun 2025. Dia mengisyaratkan Garuda
Nusantara bisa lolos ke Piala Dunia U-20- 2025 di Chile.
Tak mudah memang.
Indonesia yang berada di Grup C, harus berjibaku menghadapi lawan-lawan
tangguh dari kawasan Asia Barat seperti Iran dan Yaman serta negara pecahan
Eropa, Uzbekistan.
“Tak mudah bagi Timnas Indonesia untuk mengatasi lawan-lawan
tangguh Asia sepereti Iran. Tetangga Irak itu adalah juara Piala Asia u-20
empat kali (1973-1974, 1975,1976). Artinya kekuatan Asia Barat itu masih
menjadi momok bagi tim asal Asia tenggara.
Belum lagi Uzbekistan. Pecahan Uni Soviet itu adalah juara
tahun 2025 dan runner-up tahun 2022. Mereka adalah Asia bernuansa Eropa
yang kini menjadi pesaing berat Timnas
Asia lainnya.
Sedang Yaman, meski
belum pernah menjadi juara di ajang yang digagas AFC ini, namun tetap menjadi kekuatan setara dengan
timnas Asia Barat lainnya.
Indonesia sendiri bukanlah anak bawang di ajang ini. Sejak
digelarnya iven ini pada 1959 silam,
Indonesia pernah menjadi juara Piala
Asia U-20 tahun 1961. Meski dari data turnamen ini dicatatkan sebagai juara
bersama dengan Myanmar.
Setelah itu pernah menjadi runner-up, peringkat tiga dan semifinalis. Tapi catatan
sejarah itu cukup bagi Indra sebagai referensi sekaligus motivasoi untuk
membawa perubahan di tahun 2025 ini. (Rra)