Notification

×

Iklan

Kata Menag, Jadikan Isra' Mi'raj Sebagai Pangkalan Menuju Ramdhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:27 WIB Last Updated 2025-01-31T07:27:24Z

Menag Nasaruddin Umar


Jakarta, Rakyatterkini.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak masyarakat untuk menjadikan peringatan Isra Miraj sebagai persiapan dalam menyambut bulan suci Ramadhan.


Mari memaknai Isra Miraj sebagai momentum agar kita bisa lebih dekat dan bersyukur atas keridhaan Allah SWT. Apalagi sebentar lagi umat Islam akan memasuki bulan Suci Ramadhan, kata Nasaruddin Umar di Jakarta, Jumat.


Nasaruddin mengucapkan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. membawa pesan tentang perintah shalat. Peristiwa Isra Miraj penting dijadikan sebagai gambaran untuk menyambut Ramadhan.


Ia berharap peristiwa Isra Miraj semakin meningkatkan keimanan umat Islam dan memperkuat kedekatan mereka terhadap ajaran agamanya.


“Kami meyakini, semakin dekat umat itu dengan ajaran agamanya maka semakin berkualitas bangsa dan anak manusianya,” kata Menag Nasaruddin Umar.


Menurutnya, semakin jauh jarak antara umat dengan ajarannya, maka patologi sosial akan bermunculan.


Mudah-mudahan Isra Miraj ini akan lebih melengketkan ajaran agama dengan para pemeluknya, katanya.


Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie, memaparkan konsep hubungan antara keimanan dan pengetahuan dalam peristiwa Isra Miraj.


“Relasi Imtaq dan Iptek menjadi elemen fundamental dalam membangun spiritualitas individu dan peradaban manusia,” kata Ilham Akbar Habibie.


Dikatakannya, hubungan Imtaq dan Iptek terimplementasikan dalam perintah peristiwa Isra dan Miraj. Seperti, ibadah shalat lima waktu yang dijalankan setiap hari sebagai estafet aktivitas tubuh dan rohani melahirkan energi Ilahi yang berdampak signifikan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan peradaban.


Ilham Habibie menyampaikan bahwa pengalaman seseorang dalam menjalankan ibadah shalat bersifat unik. Meskipun gerakan dan bacaan shalat seragam, pemahaman setiap individu terhadap ibadah berbeda-beda.


Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang, pemahaman, dan tujuan yang dimiliki masing-masing orang.


“Ada yang memandang shalat sebagai kewajiban semata-mata untuk menghindari neraka, sementara yang lain melaksanakannya demi membangun citra diri,” kata dia.


Ilham Akbar Habibie berharap ketika shalat dilaksanakan secara baik dan khusyuk tentu memiliki peran penting dalam membangun peradaban sebuah negara di masa akan datang.


“Jika kita ingin menatap optimisme tercapainya Indonesia Emas di tahun 2045, maka lihatlah kualitas shalat generasi muda Indonesia di masa kini. Mari kita semua berbenah diri mempersiapkan generasi mendatang dengan asupan Imtaq dan Iptek,” katanya . (semut)

 



IKLAN



×
Berita Terbaru Update