![]() |
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. | Foto AFP |
RAKYATTERKINI.COM - Situasi tegang mewarnai kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ke keluarga sandera yang telah dibebaskan oleh Hamas setelah gencatan senjata beberapa waktu lalu.
Pertemuan, yang dihadiri oleh keluarga yang masih memiliki anggota yang ditahan oleh Hamas, berlangsung dengan penuh kemarahan.
The Guardian melaporkan pada Selasa (5/12/2023) beberapa peserta pertemuan bahkan meluapkan kemarahan dengan memaki-maki dan menuntut pengunduran diri PM Israel.
Reuven Yablonka, yang anaknya masih ditahan oleh Hamas, menggambarkan rapat tersebut sebagai 'kekacauan dan teriakan', dan sejumlah orang dilaporkan meninggalkan gedung ketika Netanyahu memberikan pidatonya.
Ketegangan ini diduga terkait dengan bocoran ucapan Netanyahu yang diungkapkan oleh Kan, lembaga penyiaran publik Israel. Dalam rekaman tersebut, Netanyahu terdengar menyatakan bahwa 'saat ini tak ada kemungkinan membawa pulang semua orang,' mengacu pada tuntutan yang 'bahkan Anda tidak akan menerimanya' dari pihak Hamas.
Keluarga sandera terus menyuarakan kemarahan mereka, menuding Netanyahu berbohong tentang alasan masih adanya sandera yang ditahan oleh Hamas.
Meskipun Netanyahu membantah bahwa dirinya yang menghentikan gencatan senjata, ia mengklaim bahwa kesepakatan tersebut gagal karena pihak Hamas, bukan karena tindakan dari pihak Israel.
"Pihak yang menghentikan kesepakatan adalah pihak mereka, bukan kami!" teriak Netanyahu dalam rekaman tersebut. Ia juga menegaskan apa yang ia sampaikan adalah fakta yang jelas, sambil menyatakan penghormatan terhadap keluhan mereka.
Israel sebelumnya mengumumkan bahwa ada 138 warganya yang masih ditahan oleh Hamas, termasuk 20 wanita dan dua anak. Meskipun gencatan senjata sebelumnya membebaskan sejumlah tahanan dan sandera dari kedua belah pihak, perpanjangan gencatan senjata tidak terjadi.
Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kegagalan perpanjangan, dengan Israel menuding serangan roket oleh Hamas sebagai penyebabnya, sementara Hamas menuduh Israel melancarkan serangan di Gaza sebelum gencatan senjata berakhir. (*)