![]() | ||
PM Israel, Benjamin Netanyahu saat bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin, beberapa waktu lalu. | Foto: AFP/Maxim Shemetov) |
RAKYATTERKINI.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan protes kepada Presiden Vladimir Putin terkait dukungan Rusia terhadap Palestina dan mengajukan permintaan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.
Putin memberikan tanggapan terhadap keluhan Netanyahu dalam percakapan telepon mereka.
Dalam percakapan telepon yang berlangsung selama 50 menit, Netanyahu mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap dukungan Kremlin terhadap resolusi yang telah dibatalkan oleh Amerika Serikat.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan kekecewaannya atas sikap anti-Israel oleh perwakilan Rusia di PBB dan forum internasional lainnya," demikian pernyataan dari Kantor PM Netanyahu, sebagaimana dikutip oleh The Times of Israel pada Minggu (10/12/) yang dikutip dari CNNIndonesia.
Dalam percakapan telepon antara Netanyahu dan Putin, PM Israel juga mengkritik hubungan erat antara Rusia dan Iran.
Sejak awal agresi Israel di Gaza yang dimulai sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, Rusia telah mengeluarkan kritik berulang terhadap tindakan Israel, termasuk di Dewan Keamanan PBB, terkait kekejaman militer terhadap warga Gaza.
Sementara itu, Rusia menjadi tuan rumah bagi pemimpin kelompok Hamas pada bulan Oktober, yang dikaitkan secara publik dengan hubungannya yang hangat dengan Iran, sekutu Hamas.
Rusia dan Iran sendiri memiliki hubungan dekat, terlihat dari penggunaan drone Iran oleh Rusia dalam konflik dengan Ukraina.
Meskipun memberikan protes, Netanyahu juga mengapresiasi upaya Rusia dalam pembebasan Roni Krivoi, seorang warga negara ganda Israel-Rusia yang disandera oleh Hamas.
Netanyahu juga mendesak Putin untuk mempengaruhi Palang Merah Internasional agar lebih aktif dalam pembebasan para sandera, sebagaimana dilaporkan oleh The Times of Israel.
Di sisi lain, menurut kantor berita Rusia TASS, Putin menyatakan kepada Netanyahu bahwa Kremlin menolak terorisme, tetapi tidak mendukung situasi 'mengerikan' terhadap warga sipil Gaza. (*)